
IDNEWSUPDATE.COM - Pemerintah Kamboja mengidentifikasi tiga kota sebagai pusat utama aktivitas perjudian ilegal dan penipuan daring yang meresahkan, di mana sejumlah besar warga negara Indonesia dilaporkan menjadi korban maupun terpaksa terlibat.
Tiga lokasi yang disorot adalah Poipet, Sihanoukville, dan Bavet, yang diduga menjadi basis operasi sindikat kejahatan siber internasional.
Kota Poipet di Provinsi Banteay Meanchey menjadi salah satu titik krusial. Kawasan ini tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata bagi warga Thailand dan sebagai jalur penyeberangan internasional, tetapi juga sebagai pusat maraknya perjudian, terutama yang dilakukan secara daring. Laporan menyebutkan bahwa sebagian operasi judi daring ini dikendalikan oleh warga Indonesia yang terjebak dalam jaringan tersebut.
Pada bulan Juli lalu, otoritas Kamboja berhasil menangkap 271 warga negara Indonesia di Poipet dalam sebuah operasi besar-besaran yang menargetkan praktik penipuan daring.
Selain Poipet, kota Sihanoukville, yang merupakan ibu kota provinsi dengan nama yang sama, juga menjadi sorotan. Wilayah ini diketahui memiliki sejumlah kawasan yang dioperasikan sebagai basis judi daring, dengan sebagian besar pekerjanya merupakan warga negara Indonesia. Kompong Dewa, yang tercatat sebagai entitas usaha properti di Sihanoukville, juga disebut sebagai bagian dari lini bisnis sebuah grup perusahaan asal Indonesia.
Sihanoukville sendiri pernah diresmikan sebagai resor kasino terbesar pada tahun 1994 sebagai upaya pemulihan ekonomi pasca perang saudara.
Kota ketiga yang masuk dalam daftar adalah Bavet, yang terletak di perbatasan dengan Vietnam. Diperkirakan lebih dari tujuh ribu warga negara Indonesia menetap di kota ini, menurut data dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Phnom Penh. Berbagai kasino besar pernah beroperasi di Bavet, namun saat ini, judi daring telah berkembang pesat menggantikan kasino fisik, dengan mempekerjakan tenaga kerja dari Indonesia.
Kondisi mengerikan di kota-kota ini pernah diungkapkan oleh seorang warga negara Indonesia yang berhasil melarikan diri dari jebakan pekerja judi daring. Ia mengaku terpaksa mencuri dari perusahaan tempatnya bekerja untuk bisa pulang.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, sebelumnya mengingatkan bahwa Kamboja bukanlah tempat yang aman bagi warga negara Indonesia untuk mencari nafkah, dan terus mengampanyekan kesadaran mengenai risiko tersebut.
Sumber : cnnindonesia.com