IDNEWSUPDATE.COM – Strategi komunikasi organisasi dinilai memiliki peran krusial dalam membangun dan meningkatkan kinerja masyarakat di berbagai sektor, terutama di tengah dinamika sosial yang semakin kompleks. Hal tersebut menjadi sorotan dalam kajian akademik yang disusun oleh Chelsea Putri Hardiyovi (1152400015), mahasiswi Kelas A Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya.
Dalam kajiannya, Chelsea menekankan bahwa komunikasi organisasi tidak sekadar berfungsi sebagai alat penyampai informasi, melainkan sebagai proses strategis yang mampu membentuk pemahaman, sikap, serta perilaku masyarakat. Menurutnya, organisasi—baik pemerintah, swasta, maupun komunitas—perlu merancang pola komunikasi yang terstruktur, transparan, dan partisipatif agar tujuan bersama dapat tercapai secara efektif.
“Komunikasi organisasi yang baik mampu menciptakan kepercayaan publik. Ketika masyarakat merasa dilibatkan dan mendapatkan informasi yang jelas, maka kinerja sosial dan partisipasi mereka akan meningkat,” ujar Chelsea dalam pemaparannya.
Sejalan dengan itu, Drs. Widiyatmo Ekoputro, M.A., dosen Ilmu Komunikasi FISIP UNTAG Surabaya, menegaskan bahwa strategi komunikasi organisasi merupakan fondasi utama dalam membangun hubungan yang harmonis antara institusi dan masyarakat. Menurutnya, organisasi yang gagal mengelola komunikasinya dengan baik berpotensi menghadapi resistensi, kesalahpahaman, hingga menurunnya kepercayaan publik.
“Komunikasi organisasi bukan hanya soal menyampaikan pesan, tetapi juga bagaimana pesan itu dipahami dan diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi yang adaptif terhadap kondisi sosial dan budaya,” kata Widiyatmo.
Lebih lanjut, berdasarkan pandangan akademisi komunikasi lainnya, strategi komunikasi organisasi yang efektif harus memperhatikan umpan balik (feedback) dari masyarakat. Pendekatan dialogis dinilai lebih relevan dibandingkan komunikasi satu arah, karena mampu membuka ruang partisipasi dan memperkuat rasa memiliki terhadap program-program organisasi.
Chelsea juga menyoroti bahwa di era digital, pemanfaatan media komunikasi modern menjadi faktor pendukung yang signifikan. Media sosial, situs resmi, dan forum daring dapat digunakan sebagai sarana membangun keterbukaan informasi serta mempercepat interaksi antara organisasi dan masyarakat. Namun demikian, ia menekankan pentingnya etika komunikasi agar pesan yang disampaikan tidak menimbulkan bias atau misinterpretasi.
Menurut dosen dan praktisi komunikasi, keberhasilan strategi komunikasi organisasi dapat diukur dari meningkatnya kepercayaan masyarakat, efektivitas pelaksanaan program, serta terciptanya kerja sama yang berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi bukan sekadar pelengkap, melainkan elemen strategis dalam pembangunan sosial.
Sebagai penutup, kajian yang disusun Chelsea Putri Hardiyovi menegaskan bahwa strategi komunikasi organisasi memiliki kontribusi nyata dalam membangun kinerja masyarakat. Dengan perencanaan komunikasi yang matang, melibatkan berbagai pemangku kepentingan, serta berlandaskan nilai transparansi dan partisipasi, organisasi diharapkan mampu menciptakan hubungan yang konstruktif dan berdampak positif bagi masyarakat secara luas.