Penyumbatan Batang Otak Jadi Penyebab Kepergian Aktor Epy Kusnandar



IDNEWSUPDATE.COM -  Dunia hiburan Tanah Air tengah diselimuti duka mendalam atas berpulangnya aktor senior Epy Kusnandar pada Rabu, 3 Desember 2025. Bintang serial "Preman Pensiun" ini menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Jakarta setelah mengalami kondisi kritis akibat penyumbatan pembuluh darah di batang otak.

Putra almarhum, Damar Rizal Marzuki, bersama pamannya, Deniar Hendarsah, menjelaskan kronologi menurunnya kesehatan Epy Kusnandar. Dalam beberapa waktu terakhir, kondisi sang ayah kerap tidak stabil. Ia sering mengeluhkan sakit kepala dan kelelahan hebat akibat jadwal aktivitas yang padat. Meski beberapa kali sempat pingsan, Epy selalu menolak untuk dibawa ke rumah sakit.

“Papap itu kalau sudah baikan, langsung bercanda lagi. Enggak mau membebani siapapun,” ungkap Damar, seperti dikutip dari tayangan YouTube pada Kamis, 4 Desember 2025.

Pada hari kepergiannya, situasi berubah drastis sejak subuh. Istri Epy Kusnandar menemukan suaminya terjatuh di lantai kamar, di samping tempat tidur. Saat ditemukan, Epy sudah dalam keadaan muntah dan tidak sadarkan diri.

Kondisi Kritis dan Diagnosis Medis Sebelum Berpulang

Keluarga segera membawa Epy ke RS PON sekitar pukul 05.30 WIB. Setibanya di rumah sakit, kondisinya sudah sangat kritis. Epy tidak memberikan respons dan hanya bisa bertahan dengan bantuan oksigen. Damar menambahkan bahwa tekanan darah ayahnya sempat melonjak tajam hingga mencapai angka 200 lebih.

Deniar Hendarsah kemudian menjelaskan kondisi medis yang dialami sang aktor berdasarkan keterangan dokter. Terdapat penyumbatan pada pembuluh darah yang berada di batang otak. Bagian tersebut sangat krusial bagi tubuh manusia.

“Batang otak itu pusat kontrol kehidupan, gerak, napas. Yang tersumbat cuma satu, tapi itu krusial,” ujar Deniar.

Rencana operasi sempat menjadi pertimbangan tim medis. Namun, tindakan tersebut tidak dapat dilakukan karena kondisi fisik Epy yang kian melemah. Dalam keadaan semi-koma, keluarga besar dan kerabat berkumpul di ruang perawatan, memberikan doa serta dukungan hingga akhir.