IDNEWSUPDATE.COM - Bogor tak hanya masyhur dengan kesejukan udaranya dan aneka sajian kuliner, namun juga menyimpan kisah kopi lokal yang melegenda dan terus lestari melintasi zaman. Di tengah ramainya kedai kopi modern yang mengandalkan racikan instan, sejumlah kopi bubuk klasik asal Kota Hujan ini justru tetap diminati. Keunggulan utamanya terletak pada cita rasa yang tidak berubah, aroma yang khas, serta jejak nostalgia yang kuat bagi para penikmatnya.
Mayoritas kopi legendaris Bogor telah mewarnai pasaran sejak tahun 1940-an hingga 1960-an. Awalnya, produk-produk ini diciptakan untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari masyarakat, bukan untuk mengikuti tren pasar yang fluktuatif. Sebuah kajian dari Majalah Historia pernah mencatat bahwa kopi tradisional di Indonesia berkembang dari kebiasaan di lingkungan rumah tangga dan kedai-kedai kecil.
Dalam salah satu ulasannya, Historia mengemukakan bahwa kopi lokal mampu bertahan karena telah terintegrasi dalam ritme kehidupan masyarakat, bukan sekadar berfungsi sebagai minuman peningkat energi. Pola ini terlihat jelas pada kopi-kopi klasik asal Bogor yang tetap eksis hingga kini. Keberadaan merek seperti Kopi Cap Kacamata, yang telah malang melintang sejak 1925, menjadi bukti nyata ketangguhan sebuah tradisi.
Tak ketinggalan, Kopi Liong Bulan dengan motif naga ikoniknya yang hadir sejak 1945, serta Kopi Cap Oplet dan Kopi Cap Teko yang mulai dikenal luas pada periode 1950-an hingga 1970-an, turut memperkaya khazanah kopi legendaris Bogor. Meskipun prosesnya terbilang sederhana, metode sangrai dan peracikan biji kopi robusta serta arabika tetap dijaga tanpa banyak perubahan signifikan. Konsistensi rasa inilah yang membuatnya terus dicari oleh para penggemarnya hingga saat ini.
Makna Kopi Klasik di Era Kontemporer
Keberlangsungan kopi-kopi klasik ini menunjukkan bahwa perkembangan zaman tidak serta-merta mengikis warisan budaya. Justru di tengah serbuan tren kopi kekinian, kopi bubuk legendaris Bogor berhasil menemukan posisinya sebagai penanda identitas lokal yang berharga. Sebagaimana dicatat oleh Historia, ketika kopi tradisional terus dikonsumsi, yang lestari bukan hanya produknya, melainkan juga memori kolektif dan kebiasaan sosial masyarakatnya. Bogor membuktikan bahwa secangkir kopi klasik masih memegang tempat istimewa di era modern ini.
Sumber : rri.co.id
/wbus7jxvhn5qhhd.jpeg)