Implementasi Komunikasi Organisasi di Era Digitalisasi Dinilai Menjadi Kunci Efektivitas Kerja


IDNEWSUPDATE.COM - Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan signifikan dalam pola komunikasi organisasi, khususnya di lingkungan akademik dan dunia kerja. Implementasi komunikasi organisasi pada era digitalisasi dinilai tidak hanya mempermudah arus informasi, tetapi juga menentukan efektivitas koordinasi, pengambilan keputusan, serta budaya kerja dalam suatu organisasi.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi kelas A, Rashiva Deco Allegreo (1152400010), menilai bahwa digitalisasi komunikasi organisasi telah menggeser pola komunikasi konvensional menjadi lebih cepat, terbuka, dan berbasis teknologi. Menurutnya, penggunaan media digital seperti surat elektronik, aplikasi pesan instan, hingga platform manajemen kerja memungkinkan organisasi menyampaikan pesan secara real time tanpa dibatasi ruang dan waktu.

“Dalam praktiknya, komunikasi organisasi di era digital menuntut kejelasan pesan dan etika komunikasi yang lebih tinggi. Informasi memang cepat tersampaikan, tetapi risiko salah tafsir juga semakin besar jika tidak dikelola dengan baik,” ujar Rashiva.

Ia menambahkan bahwa organisasi modern perlu memiliki pedoman komunikasi digital agar pesan yang disampaikan tetap efektif, profesional, dan tidak menimbulkan konflik internal. Rashiva juga menekankan pentingnya kemampuan literasi digital bagi anggota organisasi agar teknologi tidak hanya digunakan sebagai alat, tetapi juga sebagai sarana membangun kolaborasi.

Sementara itu, Drs. Widiyatmo Ekoputro, M.A., dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya, menyatakan bahwa digitalisasi komunikasi organisasi merupakan keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Menurutnya, organisasi yang gagal beradaptasi dengan perkembangan teknologi akan tertinggal, baik dari sisi kinerja maupun daya saing.

“Komunikasi organisasi di era digital bukan sekadar memindahkan pesan dari tatap muka ke layar digital, tetapi juga menuntut perubahan pola pikir, struktur, dan budaya organisasi,” jelas Widiyatmo.

Namun demikian, ia juga mengingatkan bahwa digitalisasi tidak selalu membawa dampak positif jika tidak diimbangi dengan pengelolaan yang matang. Menurutnya, komunikasi yang terlalu bergantung pada media digital berpotensi mengurangi kedalaman interaksi interpersonal dan rasa kebersamaan dalam organisasi.

Pandangan tersebut sejalan dengan pendekatan kritis dalam kajian komunikasi organisasi yang menilai bahwa teknologi bersifat netral, sementara dampaknya sangat ditentukan oleh cara manusia menggunakannya. Oleh karena itu, implementasi komunikasi organisasi di era digital perlu memperhatikan aspek humanis, etika, serta kejelasan struktur komunikasi.

Dengan demikian, komunikasi organisasi di era digitalisasi tidak hanya berfungsi sebagai alat penyampaian informasi, tetapi juga sebagai instrumen strategis dalam membangun kepercayaan, efektivitas kerja, dan keberlanjutan organisasi. Peran mahasiswa sebagai generasi digital dinilai penting untuk memahami dan mengimplementasikan praktik komunikasi organisasi yang adaptif, kritis, dan bertanggung jawab.