
IDNEWSUPDATE.COM - Digitalisasi telah mengubah pola komunikasi organisasi secara signifikan, baik di lingkungan pendidikan, pemerintahan, maupun dunia kerja. Arus informasi yang semakin cepat menuntut organisasi untuk mampu beradaptasi dengan teknologi digital agar komunikasi internal dan eksternal berjalan efektif, transparan, serta berkelanjutan.
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya, M. Faris Dzulfiqar (1152400014), menilai bahwa implementasi komunikasi organisasi di era digital tidak hanya berkaitan dengan penggunaan media sosial atau aplikasi pesan instan, tetapi juga menyangkut perubahan budaya komunikasi. Menurutnya, teknologi digital mendorong organisasi untuk lebih terbuka, responsif, dan kolaboratif dalam menyampaikan pesan maupun mengambil keputusan. “Komunikasi organisasi kini tidak lagi bersifat satu arah. Digitalisasi membuka ruang dialog yang lebih luas antara pimpinan dan anggota,” ujarnya.
Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNTAG Surabaya, Drs. Widiyatmo Ekoputro, M.A., menjelaskan bahwa komunikasi organisasi di era digital harus dibangun di atas strategi yang jelas. Ia menekankan pentingnya keselarasan antara pesan, media, dan tujuan organisasi. “Teknologi hanyalah alat. Keberhasilan komunikasi organisasi tetap bergantung pada kejelasan pesan, etika komunikasi, serta kemampuan sumber daya manusia dalam memanfaatkan media digital secara tepat,” tuturnya.
Pandangan lain juga disampaikan oleh akademisi komunikasi organisasi yang menyoroti tantangan digitalisasi, seperti potensi miskomunikasi, banjir informasi, dan menurunnya interaksi tatap muka. Berdasarkan kajian komunikasi modern, organisasi dituntut memiliki pedoman komunikasi digital agar pesan yang disampaikan tetap konsisten dengan nilai dan identitas organisasi. Selain itu, literasi digital menjadi faktor kunci agar anggota organisasi mampu memilah informasi dan berkomunikasi secara profesional.
Di sisi lain, digitalisasi memberi peluang besar bagi organisasi untuk meningkatkan efektivitas kerja. Platform kolaborasi daring, sistem manajemen internal, serta media sosial institusional memungkinkan koordinasi berlangsung lebih cepat dan efisien. Kondisi ini mendorong organisasi untuk lebih adaptif terhadap perubahan serta mampu menjangkau publik yang lebih luas.
Implementasi komunikasi organisasi pada era digitalisasi menuntut keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan penguatan kualitas komunikasi manusiawi. Dengan strategi yang matang, kompetensi komunikasi yang baik, serta etika digital yang kuat, organisasi dapat menjadikan digitalisasi sebagai sarana memperkuat kinerja, kepercayaan, dan citra di tengah dinamika masyarakat modern.