Gubernur DKI Pramono Bantah Harimau di Ragunan Kurus dan Alami Kelaparan




IDNEWSUPDATE.COM -  Isu viral di media sosial mengenai harimau di Taman Margasatwa Ragunan yang disebut kurus dan kelaparan akibat pakannya dicuri, baru-baru ini dibantah tegas oleh Gubernur Jakarta Pramono Anung dan pihak pengelola Taman Margasatwa Ragunan (TMR). Mereka memastikan narasi tersebut adalah kabar bohong dan menjelaskan fakta sebenarnya demi menjaga kepercayaan publik terhadap perawatan satwa.

Kabar mengenai kondisi harimau yang memprihatinkan serta dugaan pencurian pakan oleh petugas TMR sempat menjadi perbincangan hangat di berbagai platform daring. Namun, Gubernur Jakarta, Pramono Anung, tidak butuh waktu lama untuk memberikan klarifikasi. Dengan lugas, ia membantah keras tudingan tersebut setelah melakukan pengecekan langsung.

“Nggak ada, saya sudah cek,” tegas Pramono, seperti dilansir oleh salah satu media nasional, menyoroti tidak adanya indikasi pakan harimau yang disalahgunakan. 

Bukan hanya itu, Pramono bahkan melontarkan kelakar jenaka namun mengandung pesan serius. “Kalau berani ngambil makanan anak harimau saya, harimaunya tak keluarin nanti,” selorohnya.

Senada dengan Gubernur, pihak Taman Margasatwa Ragunan (TMR) melalui Kepala Humasnya, Wahyudi Bambang, juga turut angkat bicara. Bambang menyebut isu yang beredar luas ini sebagai fitnah yang terorganisir dan memiliki pola serupa dengan insiden sebelumnya. Ini bukan kali pertama TMR menghadapi tudingan serupa. Isu tentang hewan kurus, khususnya yang menyerang harimau dan beruang, dengan motif serta pola yang identik, pernah mencuat kuat beberapa bulan lalu.

“Jadi kita secara tegas itu adalah fitnah ya yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan pada Taman Marga Satwa atau Ragunan. Dan itu sepertinya memang fitnah yang terorganisir,” ujar Bambang, menegaskan bahwa ada upaya sistematis untuk merusak reputasi TMR.

Fakta di Balik Harimau Ragunan

Untuk menepis tudingan hewan kurus, Bambang menjelaskan bahwa setiap harimau di Taman Margasatwa Ragunan selalu menjalani pemeriksaan kesehatan berkala yang komprehensif. Salah satu metodenya adalah perhitungan kondisi tubuh atau yang dikenal dengan body conditioning score. Metode ini memiliki standar jelas untuk menentukan apakah seekor hewan berada dalam kondisi kurus, normal, atau kelebihan berat badan.

“Kalau dibilang harimau kurus, kita sudah melakukan body conditioning score ya. Ada standarnya kurus itu seperti apa. Dari body conditioning score itu harimau itu tidak kurus. Masih normal malah di atas normal,” jelas Bambang, memberikan bukti ilmiah bahwa kondisi fisik harimau di Ragunan jauh dari kata kurus. Hal ini menunjukkan komitmen TMR dalam menjaga kesehatan dan nutrisi setiap satwanya secara profesional.

Bambang juga menambahkan bahwa unggahan viral semacam ini sangat disayangkan karena dinilai tidak jelas motifnya dan kurang edukatif. Hal ini justru memicu keresahan dan spekulasi di tengah masyarakat tanpa didasari fakta yang akurat. Ia memastikan, kebutuhan pakan harimau dan hewan lainnya di TMR selalu terpenuhi dengan takaran yang sudah diatur secara khusus.

Sebagai contoh, setiap harimau dewasa diberi makan antara 5 hingga 6 kilogram daging per hari. Untuk harimau dengan ukuran lebih besar, jumlah pakan bahkan bisa mencapai 7 kilogram. Pembatasan pakan juga terkadang dilakukan, bukan karena kekurangan, melainkan untuk menjaga agar hewan tidak mengalami kelebihan berat badan atau overweight, yang justru bisa memicu masalah kesehatan lainnya.

Selain standar pakan yang ketat, sistem pengawasan di TMR juga sangat berlapis. Bambang menegaskan bahwa petugas TMR tidak mungkin bisa membawa pulang pakan hewan. Pasalnya, setiap petugas yang keluar dari area taman, baik karyawan maupun pedagang, akan menjalani pemeriksaan ketat. 

“Setiap petugas yang ke luar area, mau karyawan, mau pedagang, itu akan dicek. Keluarnya itu dicek kendaraan ataupun tas yang dicek. Jadi itu saya bilang tidak dilakukan oleh petugas kami ya, karena pengecekan kami sangat ketat ya oleh petugas security kami,” tutup Bambang.