
IDNEWSUPDATE.COM - Apakah Anda seorang penikmat pemandangan awan dari kursi dekat jendela pesawat? Sayangnya, posisi favorit ini justru menyimpan bahaya radiasi ultraviolet (UV) yang signifikan, bahkan berpotensi memicu kanker kulit, sehingga penggunaan tabir surya menjadi sangat krusial saat bepergian dengan pesawat.
Perjalanan udara seringkali identik dengan kegembiraan dan petualangan. Namun, di balik awan yang memukau dan sensasi melayang di ketinggian, ada satu ancaman tak terlihat yang sering diabaikan: paparan radiasi ultraviolet (UV). Bayangan pesawat mungkin melindungi Anda dari sinar matahari langsung di darat, tetapi ceritanya berbeda sama sekali ketika Anda melesat ribuan kaki di atas permukaan bumi. Para ahli kulit kini semakin vokal menyerukan pentingnya melindungi kulit saat terbang, terutama bagi mereka yang gemar memilih kursi di sisi jendela.
Ancaman Tak Terlihat: Sinar UV di Ketinggian 30.000 Kaki
Mungkin banyak yang berasumsi bahwa jendela pesawat sudah cukup kuat untuk menghalau segala jenis sinar berbahaya. Namun, kenyataannya tidaklah demikian. Jendela pesawat, meskipun kokoh, tidak sepenuhnya mampu menahan penetrasi sinar UVA dan UVB. Sinar UVA dikenal sebagai pemicu penuaan dini, kerusakan kolagen, dan kerutan, sementara sinar UVB adalah biang keladi di balik risiko kanker kulit. Kombinasi kedua jenis sinar ini bisa sangat merugikan kesehatan kulit jangka panjang.
Dokter kulit bersertifikat, Marnie Nussbaum, menyoroti betapa krusialnya perlindungan ini. "Jendela pesawat tidak sepenuhnya memblokir sinar UVA, yang merupakan sinar yang menembus kaca dan mempercepat penuaan. Ditambah lagi, pada ketinggian 30.000 kaki, paparan UV meningkat karena atmosfer yang lebih tipis, jadi SPF sangat penting dalam penerbangan," jelas Nussbaum, seperti dilansir Travel and Leisure.
Pada ketinggian jelajah pesawat, atmosfer bumi yang menipis berarti perlindungan alami terhadap radiasi UV juga berkurang secara drastis. Ini mengakibatkan intensitas paparan UV meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan di permukaan tanah. Nussbaum menambahkan, "Pada ketinggian yang lebih tinggi, atmosfer yang lebih tipis dan kedekatan dengan lapisan ozon berarti paparan UV yang lebih besar." Oleh karena itu, duduk di dekat jendela—posisi yang paling dekat dengan sumber paparan—menjadi sangat berisiko, terutama jika tirai jendela dibiarkan terbuka sepanjang perjalanan.
Tidak hanya penumpang, profesi pilot dan awak kabin yang secara rutin terpapar kondisi ini juga menghadapi risiko tinggi. Statistik menunjukkan bahwa mereka memiliki insiden melanoma (jenis kanker kulit paling serius) yang lebih tinggi dibandingkan populasi umum, membuktikan betapa seriusnya ancaman ini. Semakin sering seseorang melakukan penerbangan, semakin besar pula kumulatif kerusakan kulit akibat paparan sinar UV.
Lebih dari Sekadar Sunscreen
Menyadari risiko ini, perlindungan kulit harus menjadi bagian integral dari rutinitas perjalanan udara Anda. Tabir surya atau sunscreen bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah kebutuhan esensial. Dr. Nussbaum menekankan bahwa kebiasaan melindungi diri dari matahari harus terus diingat, bahkan saat berada di dalam kabin pesawat.
Untuk perlindungan optimal, Nussbaum menyarankan penggunaan serum yang kaya antioksidan dan tabir surya berbasis mineral. "Mengaplikasikan serum harian yang kaya antioksidan dan SPF berbasis mineral sangat penting untuk perlindungan dan pencegahan," ungkapnya. Serum antioksidan dapat membantu melawan radikal bebas yang dihasilkan oleh paparan UV, sementara tabir surya berbasis mineral memberikan perlindungan fisik yang efektif.
Selain ancaman UV, lingkungan kabin pesawat juga dikenal sangat kering, dengan tingkat kelembaban seringkali di bawah 20 persen. Kondisi ini bisa memicu dehidrasi kulit, yang diperparah jika kulit juga terpapar sinar UV. Oleh karena itu, memilih tabir surya yang tepat sangat penting. Disarankan untuk menggunakan tabir surya berbahan dasar krim daripada gel, dan carilah formula yang diperkaya dengan bahan pelembap seperti asam hialuronat, gliserin, atau ceramide. Bahan-bahan ini akan membantu menjaga kelembaban kulit sekaligus memberikan perlindungan dari sinar UV.
Perlindungan tidak hanya dari luar. Hidrasi dari dalam tubuh juga sangat penting. Minum cukup air sebelum dan selama penerbangan adalah kunci untuk mencegah dehidrasi. Nussbaum memberikan kiat perawatan kulit komprehensif untuk perjalanan udara: "Minum banyak air, oleskan serum pelembab dan krim tabir surya sebelum naik. Biasanya di pertengahan penerbangan, saya suka menyemprotkan hydrator yang menenangkan seperti asam hipoklorit dan lidah buaya. Tak lupa dengan serum bibir," terangnya.
Dengan menerapkan langkah-langkah sederhana namun efektif ini, Anda dapat menikmati setiap momen penerbangan tanpa perlu khawatir akan bahaya tersembunyi. Jadikan perlindungan kulit sebagai bagian tak terpisahkan dari persiapan perjalanan Anda, demi kulit yang sehat dan terawat, di darat maupun di udara.