China Pimpin Era Baru Pengangkutan Aman Baterai Lithium Udara






IDNEWSUPDATE.COM -  Pada Selasa, 25 November 2025, sebuah penerbangan kargo yang membawa baterai power lithium sukses lepas landas dari Bandar Udara Internasional Huahu Ezhou, Provinsi Hubei, China, menandai peluncuran teknologi keselamatan aktif terbaru untuk mengatasi tantangan pengangkutan produk energi berisiko via udara. Inovasi ini menjadi tonggak penting dalam upaya global memastikan distribusi baterai lithium yang lebih aman dan efisien.

Penerbangan perdana kargo SF Express tersebut berlangsung dari bandara khusus kargo pertama di China, dan bertepatan dengan seminar rantai pasokan logistik udara untuk baterai daya di Ezhou. Acara ini menjadi forum bagi para ahli industri dan perwakilan perusahaan untuk mendiskusikan berbagai hambatan serta mencari solusi inovatif dalam pengembangan sektor ini.

Sebagai produsen baterai daya terbesar di dunia, China mencatatkan total output industri baterai lithiumnya melampaui 1,2 triliun yuan pada tahun 2024. Data yang ada juga menunjukkan peningkatan signifikan volume pengangkutan baterai lithium melalui udara, melonjak 21,26 persen secara tahunan hingga mencapai 645.000 ton di tahun yang sama.

Namun, potensi risiko kebakaran dan ledakan yang melekat pada baterai lithium telah lama menjadi perhatian serius. Regulator global mengklasifikasikan produk ini sebagai barang berisiko tinggi, yang secara langsung membatasi efisiensi logistik pengirimannya. Kondisi ini mendorong kebutuhan mendesak akan solusi keamanan yang lebih baik.

Sistem Perlindungan Cerdas Memutus Rantai Risiko

Untuk menjawab tantangan besar tersebut, sebuah proyek riset dan pengembangan nasional utama telah digagas sebagai bagian dari Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025). Inisiatif ini dipimpin oleh Universitas Jiaotong Chongqing, dengan kolaborasi strategis dari raksasa baterai CATL dan Akademi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Penerbangan Sipil China.

Wu Jinzhong, pemimpin proyek sekaligus seorang profesor dari Universitas Jiaotong Chongqing, menjelaskan bahwa timnya berhasil mengatasi tiga kendala utama yang sebelumnya menghambat keamanan pengangkutan baterai.

"Kami telah memecahkan mekanisme peningkatan suhu baterai secara drastis (thermal runaway) yang belum jelas, kegagalan material dan struktural, serta minimnya teknologi pengujian," ungkap Wu. Solusi yang mereka kembangkan adalah dengan membangun sistem perlindungan keselamatan rantai penuh (full-chain) yang komprehensif.

Sistem cerdas ini mengintegrasikan algoritma kecerdasan buatan (AI) untuk memantau dua belas indikator inti, seperti suhu dan emisi gas, secara waktu nyata. Kemampuan ini memungkinkan sistem memberikan peringatan risiko dalam hitungan milidetik dan secara otomatis memicu tindakan pengendalian darurat, efektif menghentikan thermal runaway langsung dari sumbernya. Pendekatan proaktif ini jauh melampaui metode keamanan pasif yang selama ini digunakan.

Keberhasilan uji terbang perdana menjadi bukti nyata bahwa solusi ini layak diterapkan untuk distribusi baterai daya secara cepat. Ini menandai transisi penting dari inovasi berbasis laboratorium menuju aplikasi industri skala besar. Wu Jinzhong menambahkan bahwa teknologi mutakhir ini akan dipromosikan secara nasional untuk mendorong standarisasi rantai pasokan baterai daya di seluruh China.