WHO Peringatkan Gelombang Baru Kecanduan Nikotin Mengintai 100 Juta Pengguna, Generasi Muda Paling Rentan

Seorang remaja dengan rokok elektrik (vape) di tangan, dengan latar belakang ilustrasi awan asap yang membentuk rantai atau simbol kecanduan. Warna-warna cerah vape kontras dengan ekspresi wajah remaja yang mungkin tampak acuh, menekankan daya tarik perangkat ini pada generasi muda dan bahaya tersembunyi yang ditimbulkan.

IDNEWSUPDATE -  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengumumkan bahwa lebih dari 100 juta individu di seluruh dunia, termasuk setidaknya 15 juta anak-anak, kini menjadi pengguna rokok elektrik atau vape, memicu kekhawatiran serius akan gelombang baru kecanduan nikotin global yang mengancam generasi muda. Fenomena ini muncul ketika vape yang dipromosikan sebagai alternatif "lebih sehat" justru terbukti sama berbahayanya dan mempercepat paparan nikotin pada anak-anak.

Data terbaru dari WHO menyoroti tren mengkhawatirkan di mana anak-anak sembilan kali lebih mungkin untuk mencoba dan menggunakan rokok elektrik dibandingkan orang dewasa. Angka ini secara jelas menunjukkan betapa agresifnya produk-produk ini menembus pasar remaja, mengabaikan potensi risiko kesehatan jangka panjang yang mereka hadapi. Para ahli kesehatan masyarakat global kini berjuang menghadapi tantangan baru dalam upaya mengendalikan konsumsi nikotin, setelah puluhan tahun berjuang melawan rokok tembakau konvensional.

Vape: Bukan Sekadar Alternatif, Melainkan Gerbang Kecanduan Baru

Dr. Etienne Krug dari WHO dengan tegas menyatakan bahwa rokok elektrik memicu "gelombang baru" kecanduan nikotin. Ironisnya, produk-produk ini seringkali dipasarkan dengan embel-embel "lebih sehat" daripada rokok tembakau tradisional, menciptakan persepsi palsu di kalangan masyarakat, khususnya kaum muda. Namun, kenyataannya menunjukkan bahwa vape tidak kalah berbahayanya, bahkan dalam beberapa aspek, dapat mempercepat proses kecanduan nikotin pada anak-anak dan remaja.

Krug menegaskan, "Mereka dipasarkan sebagai pengurangan bahaya, tetapi pada kenyataannya, mengaitkan anak-anak dengan nikotin lebih awal dan berisiko merusak kemajuan selama beberapa dekade." Pernyataan ini menjadi peringatan keras bagi negara-negara di seluruh dunia. Selama beberapa dekade terakhir, miliaran dolar dan upaya keras telah diinvestasikan dalam kampanye pengendalian tembakau yang berhasil. Jutaan orang berhasil berhenti merokok atau tidak pernah memulai berkat kebijakan ketat dan penyuluhan kesehatan. Namun, kemunculan vape mengancam untuk membalikkan semua kemajuan tersebut, memperkenalkan bentuk kecanduan baru yang lebih licin dan menarik.

Nicotine, zat adiktif utama dalam vape dan rokok, memiliki efek yang sangat merusak pada otak yang sedang berkembang, khususnya pada anak-anak dan remaja. Paparan nikotin pada usia muda dapat mengganggu perkembangan kognitif, mempengaruhi perhatian, pembelajaran, suasana hati, dan kontrol impuls. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa penggunaan vape dapat menjadi "gerbang" menuju penggunaan produk tembakau lainnya, termasuk rokok konvensional, di kemudian hari.

Generasi Muda dalam Lingkaran Kecanduan Baru

Daya tarik vape bagi generasi muda tidak hanya terletak pada klaim "lebih sehat", tetapi juga pada desain produk yang modern dan stylish, variasi rasa yang tak terhitung jumlahnya (mulai dari buah-buahan hingga permen), serta kemudahan aksesibilitas. Produk-produk ini seringkali dipasarkan melalui media sosial dan influencer yang populer di kalangan remaja, menciptakan citra glamor dan trendi yang jauh dari realitas bahaya kesehatan.

Kecanduan nikotin pada usia dini bukan hanya masalah kesehatan individu, tetapi juga masalah kesehatan publik yang luas. Beban biaya kesehatan akibat penyakit terkait nikotin akan terus meningkat, sementara potensi produktivitas generasi muda yang terdampak akan menurun. Pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat perlu mengambil tindakan tegas dan terkoordinasi untuk melindungi anak-anak dari ancaman ini. Hal ini mencakup penerapan regulasi yang lebih ketat terhadap pemasaran dan penjualan vape, meningkatkan kesadaran publik tentang bahaya nyata dari rokok elektrik, serta menyediakan sumber daya untuk pencegahan dan penghentian penggunaan vape.

Tanpa intervensi yang kuat, gelombang baru kecanduan nikotin yang dipicu oleh rokok elektrik berpotensi menciptakan krisis kesehatan generasi yang akan datang. Melindungi anak-anak berarti melindungi masa depan, dan dalam konteks vape, ini berarti menolak narasi palsu dan menghadapi realitas bahaya yang mengintai.