Di tepi Sungai Sarayu yang tenang, Ayodhya, kota yang diyakini sebagai tempat kelahiran Dewa Rama, bertransformasi menjadi lautan cahaya yang gemerlap. Sebanyak 2,6 juta pelita tanah liat atau diya, yang terbuat dari bahan alami, dinyalakan secara serentak, menciptakan pemandangan spektakuler yang disaksikan oleh ribuan orang. Acara akbar ini bukan sekadar perayaan visual; ia merupakan puncak dari semangat persiapan menyambut Diwali, festival yang identik dengan kemenangan kebaikan atas kejahatan dan terang atas kegelapan.
Momen bersejarah ini secara resmi diakui oleh Guinness World Records sebagai 'pameran lampu minyak terbesar' yang pernah ada, melampaui rekor-rekor sebelumnya. Koordinasi luar biasa dan partisipasi ribuan relawan memungkinkan penyalaan jutaan lampu ini berjalan lancar, menerangi setiap sudut bantaran sungai dan kawasan kota kuil tersebut. Kilauan lampu-lampu kecil ini, yang memantul di permukaan air sungai, menciptakan ilusi bintang-bintang yang jatuh ke bumi, memanjakan mata dan menghangatkan hati.
Perayaan ini, yang merupakan bagian dari tradisi "Deepotsav" tahunan di Ayodhya, telah berkembang pesat dalam skala dan kemegahannya selama beberapa tahun terakhir. Setiap tahun, pemerintah negara bagian Uttar Pradesh, bersama dengan berbagai organisasi keagamaan dan komunitas lokal, berupaya keras untuk membuat perayaan ini semakin spektakuler. Namun, pencapaian 2,6 juta lampu tahun ini menandai sebuah tonggak sejarah yang mengesankan, menunjukkan kapasitas kolektif dan dedikasi terhadap warisan budaya dan spiritual.
Makna Mendalam di Balik Jutaan Pelita Tanah Liat
Di balik gemerlapnya jutaan pelita, tersembunyi makna yang mendalam bagi umat Hindu di seluruh dunia. Penyalaan lampu-lampu ini melambangkan kepulangan Dewa Rama, Sita, dan Laksmana ke Ayodhya setelah 14 tahun menjalani pengasingan. Kisah epik Ramayana ini menceritakan bagaimana penduduk Ayodhya menyambut kembalinya raja mereka dengan menyalakan lampu-lampu di sepanjang jalan, menerangi kegelapan dan menandai kemenangan keadilan. Oleh karena itu, setiap lampu tanah liat yang menyala bukan hanya sumber cahaya fisik, tetapi juga simbol harapan, kebahagiaan, dan kembalinya kebenaran.
Festival Diwali, yang dirayakan sehari setelah acara di Ayodhya ini, adalah salah satu perayaan terpenting di India. Ia dirayakan selama lima hari dengan berbagai tradisi, termasuk menyalakan lampu, membakar kembang api, bertukar hadiah, dan berbagi makanan manis. Kisah Dewa Rama di Ayodhya adalah salah satu narasi sentral yang mendasari perayaan ini, menjadikannya sangat relevan dengan tradisi kuno. Rekor dunia yang dicapai di Ayodhya ini tidak hanya menarik perhatian global, tetapi juga memperkuat posisi kota tersebut sebagai pusat spiritual yang penting, mengundang umat dan wisatawan dari seluruh penjuru untuk merasakan keajaiban dan kedalaman budayanya.
