Benarkah Sering Menyantap Masakan Semur Bisa Berbahaya bagi Kesehatan Ginjal?





IDNEWSUPDATE.COM- Isu mengenai potensi bahaya hidangan semur terhadap kesehatan ginjal telah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat, mendorong Dokter Spesialis Gizi Klinis, Johannes Chandrawinata, untuk memberikan klarifikasi mendalam. Benarkah lauk favorit banyak keluarga Indonesia ini, dengan rasa manis dan gurihnya yang khas, bisa memicu kerusakan ginjal?

Semur, hidangan berkuah cokelat pekat dengan cita rasa perpaduan manis dan gurih yang menggoda, adalah primadona di banyak meja makan keluarga Indonesia. Keharuman rempahnya yang semerbak dan kekayaan rasanya membuat semur selalu dinanti. Namun, di tengah kenikmatannya, muncul kekhawatiran yang mendasar: apakah semur, dengan komposisi bahan dan cara pengolahannya, dapat berdampak negatif pada kesehatan organ vital seperti ginjal?

Memahami Kaitan Semur dan Ginjal

Menurut Dokter Spesialis Gizi Klinis, Johannes Chandrawinata, semur bukanlah biang keladi utama penyebab kerusakan ginjal. Bukan hidangannya itu sendiri yang bermasalah, melainkan cara memasak dan pemilihan bahan yang digunakan dalam jangka panjang yang dapat memengaruhi fungsi ginjal. Fokus utama terletak pada asupan natrium yang tinggi.

"Semua makanan tinggi natrium berpotensi mengganggu fungsi ginjal," kata Johannes seperti dilansir CNNIndonesia.com, Senin (27/10).

Resep semur tradisional memang kaya akan rempah alami seperti lengkuas, serai, daun salam, ketumbar, merica, bawang putih, bawang merah, jahe, dan tomat. Rempah-rempah ini sebenarnya memberikan banyak manfaat dan cita rasa. Namun, yang perlu lebih dicermati adalah bahan tambahan yang seringkali digunakan secara berlebihan, seperti gula, garam, penyedap rasa, dan terutama kecap manis.

Kecap manis, bumbu esensial dalam semur, diketahui mengandung natrium yang cukup tinggi, berkisar antara 300 hingga 500 mg per sendok makan. Jika ditambah dengan garam dapur dan penyedap rasa, kadar natrium dalam satu porsi semur bisa melonjak drastis. Konsumsi natrium berlebihan ini dapat meningkatkan tekanan darah, yang merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit ginjal kronis.

Selain natrium, gula dan kecap manis juga berkontribusi pada asupan "kalori kosong." Kalori kosong adalah kalori yang minim atau bahkan tidak mengandung vitamin, mineral, atau serat. Jika dikonsumsi berlebihan, kalori kosong dapat memicu obesitas. Obesitas sendiri merupakan kondisi yang memperberat kerja ginjal dan meningkatkan risiko berbagai penyakit metabolik, termasuk diabetes, yang juga merupakan penyebab utama gagal ginjal.

Kiat Memasak Semur yang Lebih Ramah Ginjal

Mengingat potensi risiko yang ada, bukan berarti kita harus mengucapkan selamat tinggal pada semur. Dokter Johannes Chandrawinata memberikan beberapa saran praktis untuk mengolah semur agar tetap lezat namun lebih aman bagi ginjal:

  • Moderasi Gula, Garam, dan Kecap Manis: Ini adalah langkah paling krusial. Mengurangi takaran ketiga bahan ini memang dapat sedikit mengubah profil rasa semur yang sudah akrab di lidah. Namun, ada cara untuk menyiasatinya.

"Pembatasan gula, garam, dan kecap mungkin membuat cita rasa semur berkurang. Tapi bisa disiasati dengan menambah bumbu alami, seperti tomat, yang memberi rasa umami alami bila dimasak bersama daging," jelas Johannes.

  • Manfaatkan Bumbu Alami: Tomat, misalnya, dapat memberikan rasa umami alami yang mendalam dan sedikit sentuhan asam manis yang menyegarkan tanpa perlu tambahan gula berlebihan. Eksplorasi rempah-rempah lain juga bisa memperkaya rasa tanpa menambah natrium atau kalori kosong.
  • Perbanyak Kuah: Memasak semur dengan kuah yang lebih banyak akan membantu mengencerkan konsentrasi natrium dan bumbu lainnya, sehingga mengurangi asupan per sajian.
  • Pilih Daging Minim Lemak: Pemilihan jenis daging juga penting. Daging tanpa lemak atau dengan sedikit lemak lebih disarankan. Daging berlemak tinggi dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh, yang pada gilirannya berkontribusi pada risiko kegemukan dan masalah kardiovaskular. Kondisi ini secara tidak langsung juga dapat memengaruhi kesehatan ginjal.

Bagi individu dengan fungsi ginjal yang normal, menyantap semur sesekali dalam porsi wajar tentu bukan masalah. Kuncinya adalah menjaga keseimbangan pola makan secara keseluruhan. Namun, bagi mereka yang sudah memiliki riwayat gangguan atau gagal ginjal, pendekatan yang lebih hati-hati sangat diperlukan.

"Orang yang sudah mengalami gangguan atau gagal ginjal, jika ingin makan semur konsultasi dengan dokter spesialis gizi klinik wajib dilakukan agar asupan protein dan bumbu bisa disesuaikan dengan kondisi medisnya," kata dia.

Dengan demikian, semur bukanlah ancaman bagi ginjal kita, asalkan kita bijak dalam memilih bahan, mengolah, dan mengonsumsinya. Kesadaran akan apa yang kita makan, seberapa banyak, dan seberapa sering, adalah kunci utama menjaga kesehatan ginjal dan tubuh secara keseluruhan.

"Yang penting bukan hanya apa yang dimakan, tapi seberapa banyak dan seberapa sering kita mengonsumsinya," kata dia.