Puluhan Ribu Karyawan Amazon Terancam Akibat Restrukturisasi Besar-besaran



IDNEWSUPDATE -  Raksasa e-commerce global, Amazon, dikabarkan akan segera melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran yang berpotensi memengaruhi puluhan ribu karyawannya di seluruh dunia. Keputusan ini datang sebagai bagian dari upaya restrukturisasi menyeluruh dan penyesuaian strategi bisnis pasca-pandemi, sebagaimana terungkap dari dokumen internal dan pesan manajerial yang beredar.


Laporan dari Business Insider, mengutip sumber internal, menyebutkan bahwa PHK kali ini diprediksi mencapai hingga 30.000 karyawan, atau sekitar 10 persen dari total tenaga kerja korporat Amazon. Divisi sumber daya manusia (SDM) dan ritel diperkirakan menjadi sektor yang paling terdampak oleh kebijakan ini, dengan karyawan di Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada menjadi fokus utama pemangkasan.

Amazon dilaporkan telah memberikan peringatan kepada para manajernya agar bersiap menghadapi pengumuman ini. Dokumen internal yang beredar, termasuk draf email kepada karyawan yang terdampak, menjelaskan bahwa PHK merupakan hasil dari peninjauan mendalam terhadap struktur organisasi, prioritas, dan fokus strategis perusahaan di masa depan. Karyawan yang terkena dampak akan menerima paket kompensasi yang mencakup gaji dan tunjangan penuh selama 90 hari.

Strategi Efisiensi di Era Pasca-Pandemi

CEO Amazon, Andy Jassy, diketahui tengah memimpin upaya restrukturisasi masif sepanjang tahun ini. Langkah-langkah strategis ini bertujuan untuk menyederhanakan birokrasi, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperkuat posisi perusahaan di pasar yang terus berubah. Restrukturisasi mencakup penghapusan beberapa lapis manajemen, pengetatan anggaran, pembaruan sistem penilaian kinerja, dan kebijakan wajib kembali bekerja penuh waktu di kantor bagi sebagian besar karyawan.

Langkah-langkah ini juga merupakan respons Amazon terhadap perlambatan pertumbuhan bisnis setelah lonjakan permintaan selama pandemi COVID-19. Sebelumnya, perusahaan sempat memangkas sejumlah proyek yang dinilai kurang menguntungkan dan mengurangi jumlah karyawan yang membengkak signifikan dari 2019 hingga 2021, di mana total pegawai Amazon melonjak dua kali lipat menjadi 1,6 juta. Sejak akhir tahun 2022, Amazon tercatat telah melakukan PHK terhadap 27.000 karyawan.

Selain itu, Jassy pada Juni lalu juga sempat menyatakan bahwa efisiensi yang didapatkan dari pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) akan turut mengurangi kebutuhan tenaga kerja di masa mendatang. Amazon juga telah membekukan perekrutan di sektor ritel besar dan melakukan PHK di divisi layanan cloud, Amazon Web Services (AWS), pada Juli lalu, mengindikasikan bahwa tren efisiensi ini merupakan strategi jangka panjang perusahaan.